Tinjauan Yuridis Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan

Authors

  • Bambang Ariyanto Universitas Hang Tuah

DOI:

https://doi.org/10.30649/ph.v15i2.33

Keywords:

freedom of association, social organizations, legal entity.

Abstract

Law No. 8 of 1985 only recognizes two forms of legal entity for the social organizations i.e. associations and foundations; while pursuant to Law No. 17 of 2013 on Social Organizations, there are four legal entity forms of the social organizations, namely (1) social organizations with legal entity of associations, (2) social organizations with legal entity of foundations, (3) social organizations with legal entity of foreign foundations, and (4) social organizations that are not legal entity. Four forms of the legal entity have different procedures for establishing, requirements, validating. The legal issue is whether the differences of the legal entity will affect the procedures for dissolving the organizations. Through normative research it is found that dissolving the organizations pursuant to Law No. 17 of 2013 is held through the legal procedures. The organizations may be dissolved by a binding court decision. The procedures for dissolving the organizations are also not simple. The first punishment is given as a written warning for three times. If it is ignored, then the punishment could be a suspension of grants, temporary suspension of the activity. The temporary suspension is conducted for 6 months and shall be permitted by the Supreme Court. If a verdict has permanently been published, a status of the legal entity can be revoked. The revocation is held within 30 days.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakat- an.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakat- an.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendaftaran Organisasi Kemasyara- katan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

Achmad Ali, 2011, Menguak Tabir Hukum, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Badudu-Zain, 1994, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

C.S.T. Kansil dan Cristine S.T. Kansil, 2002, Pokok-Pokok Badan Hukum, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Erdianto Effendi, 2011, Hukum Pidana Indonesia, Suatu Pengantar, Cetakan Kesatu, Bandung: PT Refika Aditama.

Jimly Asshidiqie, 2005, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, Jakar- ta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MK.

--------, 2006, Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik, dan Mahkamah Konstitusi, Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepani- teraan Mahkamah Konstitusi RI.

--------, “Mengatur Kebebasan Berserikat dalam Undang-Undang”, dalam http://www.jimlyschool.com/read/a nalisis/274/mengatur-kebebasan- berserikat-dalam-undangundang/

Irma Devita Purnamasari, 2010, Kiat-kiat Cerdas, Mudah dan Bijak Mendirikan Badan Usaha, Kaifa.

J.J Bruggink, 1996, Rechsreflecties, alih bahasa Arief Sidharta, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Laporan Infid Kebebasan Beragama Tahun 2010-2012.

Muladi dan Dwija Priyatno, 2010, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Cetakan Kedua, Jakarta: Kencana.

Majda El-Muhtaj, 2012, Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia, Dari UUD 1945 sampai dengan Amandemen UUD 1945 Tahun 2002, Cetakan ke-4, Jakarta: Penerbit Prenada Media Group.

M. Manulang, 1983, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.

Downloads

Published

2015-11-06

How to Cite

Bambang Ariyanto. (2015). Tinjauan Yuridis Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan. Perspektif Hukum, 15(2), 147–165. https://doi.org/10.30649/ph.v15i2.33

Issue

Section

Articles