Implikasi Pencegahan ke Luar Negeri bagi WNI yang Terlibat Persoalan Hukum berdasarkan Perspektif Hak Asasi Manusia

Authors

  • Rachman Maulana Kafrawi Faculty of Law Hang Tuah University, Surabaya
  • Bambang Ariyanto Universitas Hang Tuah
  • Kamarudin Universitas Hang Tuah

DOI:

https://doi.org/10.30649/ph.v21i1.24

Keywords:

Prevention of Indonesian Citizens, Legal Issues

Abstract

The function and role of Indonesian immigration is to prevent, as a traffic controller people enter or leave the territory of the Republic of Indonesia in accordance with what is stated in the Law Law of the Republic of Indonesia Number 6 of 2011 concerning Immigration. This legal research focused on knowing the implications of prevention abroad for Indonesian citizens abroad based on a human rights perspective. The research method used is normative juridical. This research concludes that the regulations in Indonesia which regulate the prevention of Indonesian citizens abroad is in accordance with the values and norms contained in the in the state ideology, namely Pancasila and the state Constitution, namely the 1945 Constitution prevention carried out by immigration officers to people suspected of being involved in cases The law that will go outside the territory of the Indonesian state is in accordance with the applicable rules. Then related to prevention, it is also not a form of limiting human rights, because human rights are Indonesia is a human rights balance with its human obligations as a member of society. The use of human rights in Indonesia cannot be carried out without paying attention to human rights obligations, in other words, human rights cannot be used absolutely.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Andi Hamzah, Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam KUHAP, Bina Aksara, Jakarta, 1985, h. 31.

Chaerudin, et. el, Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi, Refika Aditama, Bandung, 2008, h. 34.

Dardji Darmodihardjo, et.el, , Santiadji Pancasila, Usaha Nasional Jakarta, 1981, h. 8081.

Djoko Prakoso, Tugas-Tugas Kejaksaan di Bidang Non Yustisial, Bina Aksara, Jakarta 1989, h. 149.

Djoko Prakoso, Tugas-Tugas Kejaksaan di Bidang Non Yustisial, Bina Aksara, Jakarta, 1989, h. 147.

Djoko Prakoso, Tugas-Tugas Kejaksaan di Bidang Non Yustisial, Bina Aksara, Jakarta 1989, h. 149.

Djoko Prakoso, Tugas-Tugas Kejaksaan di Bidang Non Yustisial, Bina Aksara, Jakarta 1989, h. 149.

G. Widiartama dan Brata, Al-Wisnu, Pembaharuan Hukum Acara Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, h. 12.

Glissen, John, dan Frits Gorle, Sejarah Hukum Suatu Pengantar, (Penyadur) Freddy Tengker, Refika Aditama, Bandung, 2007, h. 5.

Hadi Setia Tunggal, 2010, Peraturan Perundang-Undangan Keimigrasian, Harvarindo, Jakarta, 2010, h. 26.

Hadi Setia Tunggal, 2010, Peraturan Perundang-Undangan Keimigrasian, Harvarindo, Jakarta, 2010, h. 26.

http://journal.fh.unsri.ac.id/index.php/sriwijayalawreview/iss ue/view/7.

I Wayan Parthiana, Hukum Pidana Internasional dan Ekstradisi, Yrama Widya, Bandung, 2004, h. 127.

M Alvi Syahrin, “Jus Cogens Dalam Protokol Penyelundupan Migran Tahun 2000,” Bhumi Pura (Jakarta: Direktorat Jenderal Imigrasi, 2018), https://www.researchgate.net/publication/330776592_Jus_Co gens_dalam_Protokol_2000.

M Alvi Syahrin, “Memaksimalkan Peran Imigrasi Di Perbatasan,” Bhumi Pura (Jakarta: Direktorat Jenderal Imigrasi, 2015), https://www.researchgate.net/publication/330753139_Memak simalkan_Peran_Imigrasi_di_Perbatasan.

M Alvi Syahrin, “Penerapan Prinsip Keadilan Restoratif Dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu,” Majalah Hukum Nasional 1, no. 1 (2018): 97–114, https://mhn.bphn.go.id/index.php/mhn/article/view/10/39.

M Alvi Syahrin, “Perkembangan Konsep Nasionalisme Di Dunia,” Bhumi Pura (Jakarta: Direktorat Jenderal Imigrasi, 2014), https://www.researchgate.net/publication/330753319_Perkem bangan_Konsep_Nasionalisme_di_Dunia.

M Alvi Syahrin, “Refleksi Hubungan Negara, Warga Negara, Dan Keimigrasian,” Bhumi Pura (Jakarta: Direktorat Jenderal Imigrasi, 2014), https://www.researchgate.net/publication/330753225_Refleks i_Hubungan_Negara_Warga_Negara_dan_Keimigrasian; M Alvi Syahrin, “Penegasan Asas Kewarganegaraan Dalam UU No. 12 Tahun 2006,” Bhumi Pura (Jakarta: Direktorat Jenderal Imigrasi, 2014), https://www.researchgate.net/publication/330753116_Penega san_Asas_Kewarganegaraan_dalam_UU_No_12_Tahun_200 6.

M Alvi Syahrin, “Reorientasi Fungsi Imigrasi Indonesia,” in Imigrasi Di Batas Imajiner (TPI Soekarno Hatta), 1st ed., vol. 1 (Jakarta: Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Soekarno Hatta, 2016), 89–102, https://www.researchgate.net/publication/330534295_Reorie ntasi_Fungsi_Imigrasi_Indonesia.

M Alvi Syahrin, “The Immigration Crime and Policy: Implementation of PPNS Authorities on Investigation,” JILS 3 (2018): 175, https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jils/article/view/275 12.

M Alvi Syahrin, “The Implementation of Non- Refoulement Principle to the Asylum Seekers and Refugees in Indonesia,” Sriwijaya Law Review 1, no. 2 (2017): 168–178.

M. Solly Lubis, Pembahasan UUD 1945, Alumni, Bandung, 1975, h.112.

Marbangun Hardjowirogo, Hak-Hak Manusia: Isyu yang Tiada Habisnya Minta Perhatian, Yayasan Idayu, Jakarta, 1981, h. 7.

Mien Rukmini, Perlindungan HAM Melalui Asas Praduga Tak Bersalah dan Asas Persamaan Kedudukan Dalam Hukum Pada Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Alumni, Bandung, 2003, h. 113.

Mosgan Situmorang, “Perbandingan Hak dan Kewajiban Negara dalam Pemberian Bantuan Timbal Balik”, Laporan Hasil Penelitian, BPHN, Jakarta 2012, h. 2-3.

Mudiarti Trisnaningsih, ‘Peranan Hukum di Era Globalisasi’, Litigasi FH Unpas 1338, 1348, 2012, h. 13.

O.C. Kailigis, Perlindungan Hukum atas Hak Asasi Tersangka, Terdakwa dan Terpidana, Alumni, Bandung, 2006, h. 25.

Otoritas adalah 1) kekuasaan yang sah yang diberikan kepada lembaga dalam masyarakat yang memungkinkan pejabatnya menjalankan fungsinya; 2) hak untuk bertindak; 3) kekuasaan, dan kewenangan; 4) hak melakukan tindakan atau hak membuat peraturan untuk memerintah orang lain.

Padmo Wahyono, Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986, h. 160.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1994 tentang tata cara Pelaksanaan Pencegahan dan Penangkalan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1994 tentang tata cara Pelaksanaan Pencegahan dan Penangkalan.

Romli Atsasmita, Kapita Selekta hukum Pidana dan Kriminologi, Mandar Maju, Bandung 1995, h. 1.

Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Zulfan dan Kamaruddin, 2008, “Saksi Mahkota dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam Pembuktian Hukum Pidana”, Jurnal Media Hukum, Vol. 15, No. 1.

Downloads

Published

2021-05-25

How to Cite

Kafrawi, R. M., Bambang Ariyanto, & Kamarudin. (2021). Implikasi Pencegahan ke Luar Negeri bagi WNI yang Terlibat Persoalan Hukum berdasarkan Perspektif Hak Asasi Manusia. Perspektif Hukum, 21(1), 165–183. https://doi.org/10.30649/ph.v21i1.24

Issue

Section

Constitutional Law

Categories